22 Desember 2011.
Hari Ibu kesekian. ah, hari Ibu yang mungkin paling kurang berkesan buat mama. maaf ya mam, Lia masih belom bisa kasih apa2. yah, mama juga ngerti kondisi kita kaya apa sekarang. yang pasti, selamat Hari Ibu untukmu mam. semoga kau jadi Ibu yang tak tergantikan untukku.
semua orang heboh merayakan hari Ibu. masang foto sama Ibu, semua status 'I love you, mom. thanks for everything' macam iklan bebestar. aku tidak memberikan ucapan atau hadiah apapun pada mamaku hari ini. menyesal sih, karena ini biasanya jadi satu-satunya moment buat anak-anak mama bisa ngasi hadiah buat mama sebagai pengganti hari ulang taunnya yang tidak diketahui sampai sekarang. tapi mau gimana, situasi dan kondisi dirumah sejak beberapa minggu lalu sangat tidak memungkinkan untuk kami memberikan sesuatu yang special untuknya. maaf ya mam.
aku dan mama itu, bukan anak dan mama seperti yang lain. mama sudah tidak bisa lagi mengurusku seperti dulu. memanjakanku atau bahkan membangunkan aku setiap pagi untuk shalat subuh. mama sudah jadi sosok lemah tak berdaya. meminta kami anak-anaknya untuk memahami bahwa dirinya yang lebih butuh dimanja diperhatikan.
aku dan mama tidak selalu rukun layaknya ibu dan anak yang lain. kami seringkali selisih paham atau kurang setuju dengan sikap yang dimiliki satu sama lain. aku dan mama bukan sahabat yang bisa menceritakan semua masalahnya satu sama lain. apalagi untuk menyampaikan rasa sayang setiap hari dengan satu usapan di rambut atau ciuman di kening. aku dan mama semakin jauh sekarang.
sekarang aku hanya mendengarkan semua keluhnya dan amarahnya ketika mama berselisih dengan papa atau saudaraku yang lain. aku menggantikan peran mama di rumah sesekali ketika aku ada waktu luang. aku menyimpan semua kritikku untuk mama di dalam kepalaku sendiri. menyimpan sedihku untuk mama sendiri. menyimpan marahku untuk mama di dadaku sendiri. menyimpan masalah dan keluh kesahku sendiri agar tak merisaukannya. aku mencintai mamaku sekarang dengan cara yang berbeda seperti beberapa tahun silam.
aku dan mama adalah sosok yang keras. sosok yang sensitif. cengeng. penyayang keluarga melebihi orang lain. banyak sifatnya yang menurun kepadaku. namun dengan usiaku yang sekarang, aku mencoba untuk menyeleksi kembali, mana saja sifat baik beliau yang memang harus aku lanjutkan dan mana yang lebih baik aku coba untuk hilangkan dari diriku.
makasi mama, untuk selalu mencoba ada ketika aku butuh. mencoba merawatku ketika aku sakit walau kau sendiri sudah payah menyembuhkan tubuhmu. mencoba menguatkanku ketika aku jatuh. mencoba menghiburku dengan candaanmu sesekali ketika engkau tau mood-ku sedang tidak cukup baik. dan untuk selalu mendoakanku di setiap shalatmu. terima kasih mama, sungguh aku tak akan sanggup membalas semua itu.
0 komentar:
Posting Komentar