It something that i ever never thought it would be happened to me. Not at all. Hahaha...
Bahkan seorang yang (saya rasa) begitu ekstrovert seperti saya bisa juga terkena penyakit mengerikan. Mulanya saya pikir saya hanya terkena vertigo biasa seperti orang pada umumnya. Yang akan sembuh dengan beristirahat dan meminum obat. Tapi ternyata tidak semua yang terlihat sederhana memang sederhana, dan tidak semua yang rumit memang serumit apa yang kita pikirkan.
Kejadiannya begini. Saya terserang sakit kepala selama 3 bulanan tanpa henti hampir setiap malam. Saya bilang hampir, bukan berarti selalu. Kadang terasa nyeri sampai berputar-putar, kadang terasa nyeri sampai tertusuk-tusuk, kadang hanya sebagai efek dari lapar saja. Tapi tetap saja, judulnya adalah sakit kepala.
Sampai pada akhirnya sakit kepala ini menyerang saya ketika saya berada di kantor. Efeknya, saya sampai pingsan. Ajaib, pingsan lagi setelah sekian tahun. Tau rasanya, saya kesal bukan main dengan diri saya sendiri. Bagaimana dia bisa jatuh drop lagi setelah 2 hampir 3 tahun belakangan, semua berjalan like i'm a normal.
Dirawat 4 hari 3 malam di rumah sakit, dengan pesan terakhir dari dokter, "Kalau memang bisa, sempatkan untuk tes EEG ya. Nanti biar direkam otaknya, saya khawatir ada sesuati dengan kepalanya karena kemarin sampai pingsan. Hanya untuk antisipasi saja, kita semua tentu berharapnya tidak ada apa-apa." kata dokter cantik berhidung mancung laksana putri timur tengah yang merawat saya.
Selang satu minggu, saya mengikuti saran dokter untuk tes EEG karena sakit kepala saya masih timbul tenggelam. Sakit sih tidak seberapa, tapi tidak normal itu tetap saja tidak menyenangkan. Saya memutuskan untuk tes di salah satu rumah sakit swasta di Semarang lalu mengkonsultasikan hasilnya ke dokter syaraf. Tau apa katanya??
Hahahaha....saya terkena masked depression ceunah!!
Tau apa masked depression? Saya juga enggak. Tapi kalau ditelisik dari kata-katanya aja saat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : DEPRESI. Iya, apalagi deh terjemahan dari depression kalo bukan depresi. Oh, ada. Stress. Sakit jiwa. Hahahaha (nangis di pojokan)
Well....ini bukan penyakit mematikan. Pun bukan penyakit jiwa dalam arti sesungguhnya. Ini hanya semacam serangan yang tidak dirasa oleh pasien. Iya, bisa jadi sebenarnya saya memiliki limpahan beban yang tidak mampu saya pendam sendiri. Namun, pada kenyataannya, semua masalah saya ini rupanya memiliki efek samping yang lebih "kuat" daripada yang saya kira mampu saya hadapi.
Alam bawah sadar kita tidak menyadari bahwa sebenarnya selama ini kita berada dalam satu level "tertekan". Berhubung saya adalah orang yang pandai mengenakan topeng dan "escaping", jadilah masalah-masalah ini seolah tersamarkan. Tapi, alam bawah sadar tidak bisa ditipu. Nah, ketidakmampuan dia untuk menampung masalah ini, disalurkan ke kekebalan tubuh. Akibatnya bisa bermacam-macam. Salah satunya ya seperti yang saya alami. Sakit kepala. Vertigo. Malang sekali kamu Zulfa...
Saya antara lega dan malu mengetahui apa yang menjadi penyebab sakit kepala saya selama berbulan-bulan ini. Ternyata benar, saya memang tidak setangguh yang saya bayangkan. Satu yang membuat saya harus jauh lebih bersyukur setelah itu, ketika saya berkonsultasi dengan salah seorang psikolog di kantor, "Depresi itu tahap lanjutan dari stress, Zulfa. Jadi sebenarnya kamu sudah melewati tahap stress ini, tapi tidak kamu rasakan. Dan ketika sekarang kamu depresi, ternyata tubuh kamu nggak bisa terima nih. Obatnya, ya ada di diri kamu sendiri."
*kayang*
Mungkin ini efek lanjutan lain dari saya yang sudah jarang menulis. Sejujurnya menulis seharusnya menjadi obat rutin saya yang bisa saya minum kapan saja tanpa perlu menghabiskan plafon kartu asuransi saya. Tapi selama ini saya malah lebih sering mengikuti kemalasan saya dan terus "Escaping" dengan tidur. Atau main. Doesn't solve. Dan tidak meringankan sama sekali. Karena masalah saya tidak terbagi dengan siapapun, atau apapun. Yang terbagi cuma uangnya aja di berbagai departemen store. Alamakjang...
Abis ini aktif nulis lagi deh. Iya beneran, nggak cumi hari ini aja. Dalam rangka merayakan hari blogger nasional 27 Oktober kemaren. Ah, saya bahkan tidak sempat menulis perayaan ulang tahun saya 10 Oktober kemarin :")
0 komentar:
Posting Komentar