Mereka tak tahu saja, bahwa setiap kali saya memandang mereka sambil memegang cangkir kopi panas saya, saya tak pernah memandang mereka dengan benar. Telinga saya terlalu sibuk dengan lagu sendu yang terputar yang mencoba keras untuk mengusir rasa pilu. Mata saya melihat, tapi tak benar-benar melihat. Telinga saya mendengar, tapi tak benar-benar mendengar. Bibir saya memang tak bergerak, andai ada yang sanggup untuk mendengarkan betapa bising teriakan saya di dalam kepala. Andai suara-suara ini bisa dikeluarkan...
0 komentar:
Posting Komentar