aku teringat masa dihampir setahun silam. saat itu malam. saat itu aku sedang duduk di kursi sebelah kaca bis malam yang dingin. saat itu aku sedang berjalan menuju ibukota.
dengan BlackBerry putih di tangan, aku bercakap dengan seorang mantan kekasih. barangkali mantan sahabat juga. dulu kami bersahabat. saat kami berbalut seragam putih biru. dia satu tahun lebih tua dariku. lalu kami beranjak besar. berada pada sma yang sama. kami jatuh cinta. berpacaran kurang dari 2 bulan. lalu berpisah tanpa alasan yang tak terkuak. aku yang meminta. sebenarnya karena saat itu aku baru saja jatuh cinta dengan rekanku saat dikarantina. yang akhirnya juga hilang ditelan masa.
dia bercerita bahwa dia ingin menikah. mungkin akhir tahun, atau pertengahan taun depan. dia bahkan sempat bertanya pada saya apakah saya mau menikah dengannya. satu tahun sudah kami tidak bertatap muka dan dia meminta saya menjadi istrinya. saya tertawa.
dia bercerita bahwa ibundanya sempat menjodohkannya dengan beberapa anak rekannya. ada yang dokter, ada yang S2, ada yang diluar negeri. semuanya cantik, semuanya menarik, semuanya pantas untuk dia, tapi dia menolak. dia bilang dia ingin memilih sendiri pendamping hidupnya. saya tertawa.
aku selalu menganggap dia pria yang baik. rumahnya hanya berbeda beberapa belokan dari rumahku. dulu kami sahabat baik. kami sering berangkat dan pulang sekolah bersama. saat kami berseragam putih biru dan putih abu-abu. saya ingat dulu kami sering bertukar puisi. setiap pagi sebelum turun dari bis kota, dia memberiku secarik kertas berisikan puisi. lalu aku membalasnya 3 hari kemudian. begitu seterusnya. sungguh persahabatan yang sederhana.
aku ingat di ulang tahun yang ke tujuh belas. dulu aku sakit, setengah tanganku mati rasa tak bisa digerakkan. sudah satu minggu aku tak sekolah. dia tiba-tiba datang mengetuk pintu rumahku. membawakanku boneka tazmania seukuran TV 29", berjalan kaki dari rumahnya. aku hampir menangis dibuatnya. dia tertawa, wajahnya begitu bahagia. sungguh cinta yang sederhana.
lalu aku ingat di ulangtahunku yang ke delapan belas. dia memberiku buku La Tahzan. yang bahkan belum habis 1 bab aku membacanya.
kami sempat membuat surat cinta berbalas dalam buku harianku. buku tebal entah berapa ratus halaman dengan gembok perak diluarnya. dia membaca semua cerita cintaku. saat itu dia masih kekasihku. dan dia tau bahwa aku pernah begitu menyukai seorang temannya. namun dia tetap menulis dibukuku dengan kata-kata yang begitu apik. dia tak pernah marah, pun tak juga mengeluh atau mempertanyakan hatiku. dia sungguh pria yang luar biasa.
lalu beberapa hari sebelum percakapan malam itu dia sempat mengirimiku sebuah gambar. sebuah dompet berlambang bintang dengan tulisan converse yang tampak usang. itu dompet pemberianku saat kami masih sekolah dulu, entah kapan kuberikan kepadanya. aku bahkan sudah lupa. aku tersenyum.
siang ini aku mendapatkan undangan pernikahannya. sungguh aku bahagia bukan kepalang. doanya terkabul. dia pasti mendapatkan wanita yang luar biasa. iya, karena dia juga seseorang yang luar biasa.
Selamat menikah, sahabat dan kakak terbaikku. Semoga Allah selalu memudahkan jalaln kalian. Dan menjadi keluarga yang bahagia kelak. Last but not least. Happy wedding. Semoga aku bisa menyusul kalian kelak <3 p="">
--------------
This story has been posted randomly in @zulfaaul with hashtag #ceritasore
Actually this is the 2nd story that happened arround me, which a single guy hoping to have a marriage in something year. And their dreams came true. Allah always online. Even on twitter and BBM :D3>
0 komentar:
Posting Komentar