Jadi anak rantau means kembali mengandalkan teknologi dan alat komunikasi non kabel buat bisa stay in tune sama orang-orang dirumah. Week end seperti telah menajdi sebah rutinitas sendiri bagi saya untuk bercakap-cakap ringan dengan orang di rumah.
"Halo Ma, lagi apa? Mama sehat?"
Kalimat itu seringkali jadi kalimat pembuka setiap Minggu pagi saya menelepon Mama. Bangun tidur agak siang, sambil menikmati segelas cappuccino saya biasa menghabiskan berpuluh-puluh menit untuk bertukar cerita dengan Mama. Dari tertawa sampai terharu, dari tetangga sampai ponakan, semua jadi bahan obrolan kami. Papa, adik perempuan, adik laki-lakiku, satu per satu orang dirumah aku sapa walau hanya bertanya : Sehat?
Ajaib. Karena dulu saya bukan termasuk anak penyayang keluarga. Tapi benar, ada kalanya kalian baru merasakan betapa kalian begitu menyayangi seseorang, ketika kehadirannya tidak lagi eksis di depan mata kalian. When you separated by distances. Tapi sekarang, seminggu tidak bertegur sapa dengan mereka serasa aneh. Pun ketika saya kemarin hampir genap sebulan tidak pulang dan berkumpul dengan nenek di kampung halaman Mama.
People change. Saya percaya bahwa semua hal itu pasti berubah. Pun Mama yang dulu begitu tegar. Atau Papa yang dulu begitu pandai semua resahnya sendiri. Kini kami selalu berbagi. Iya, disaat kami terpisah jauh, justru sekarang kami begitu pandai menguatkan satu sama lain. Justru sekarang kami mampu mengungkapkan betapa kami begitu menyayangi satu sama lain.
Allah itu Maha Baik dan sebaik-baiknya penolong dan pelindung kami. PertolonganNya selalu tepat waktu. Tak kurang tak lebih. Dan kami akan terus menyandarkan semua beban kami kepadaMu Rabb. Sesungguhnya kami milikMu dan kepadaMu lah kami kembali.
Happy Monday, anyway :)
0 komentar:
Posting Komentar