Saya menemukan banyak cerita saat waktu kopi bersama tiba. Kopi selalu berhasil membawa magis tersendiri ketika cerita-cerita sedih dan penuh emosional itu tidak terpancing oleh segelas teh manis panas atau bahkan susu jahe. Saya suka ketika kopi berhasil menyuguhkan kalimat-kalimat sakral penuh makna "jangan diungkap". Saya suka selalu berhasil menjadi kipas bergosip atau pengakuan dosa paling mujarab.
Seperti saat saya dan dua orang teman saya yang sedang berjalan menghabiskan waktu akhir pekan menuju salah satu tempat favorit wisatawan Jakarta di ujung utara ibukota. Semua galau berhasil tersimpan rapat sepanjang perjalan dan waktu cemil sore. Hingga saya dibius dengan segelas kopi putih panas yang membuat saya begitu rileks untuk menceritakan semua gundah layaknya dongeng pengantar tidur. Penuh penghayatan namun tanpa rasa emosional sama sekali.
Atau seperti saat saya dan sahabat laki-laki saya duduk di salah satu kedai kopi kota Semarang untuk saling bertukar kabar atau sekedar berdiskusi masalah pekerjaan dan tugas akhir. Cerita -cerita tentang hati mendadak terselip diantara tawa kami ketika satu atau dua teguk kopi hitam berhasil menyusup dalam aliran darah lewat kerongkongan.
What's said in front of coffee, stays in front of coffee. Yeah....whatever.
0 komentar:
Posting Komentar