Bahkan diantar suami dan istri pasti ada sesuatu yang tidak dikatakan. Kita sering mengenalnya dengan konsep bernama Rahasia. Hal ini dilakukan sebagai satu bentuk pengamanan kepada diri sendiri, baik dengan cara yang baik atau tak baik. Beda tujuan, beda pula pengaruhnya.
Saya pernah bertanya kepada teman saya: Apakah kamu menceritakan semua hal kepada pasangan kamu?
"Tentu saja tidak. Ada beberapa hal yang tidak saya ceritakan. Biasanya karena hal-hal itu adalah bukan hal yang dia senangi. Sekalipun itu adalah masalah untuk saya dan ingin saya bagi dengannya. Tentang pekerjaan misalnya," jawab teman saya.
Beberapa orang, termasuk saya, seringkali tidak terlalu suka ambil pusing untuk mengetahui rahasia satu atau dua orang di sekitarnya. Hal-hal seperti itu terkadang membuat kita menjadi terbebani untuk menjaga suatu "rahasia" itu menjadi sebuah cerita yang bisa menjadi konsumsi publik.
Seperti saat saya mendapati salah seorang pimpinan saya di kantor menceritakan "rahasia" nya didepan kami semua bahwa dia kini kembali menjadi single fighter. Tentu saja tak masalah jika topik yang dibicarakannya adalah perkara pekerjaan atau pertandingan bola. Tapi agak awkward bahwa topik ini adalah mengenai kehidupan rumah tangganya.
Atau ketika seseorang sahabat lama saya yang sudah menikah bercerita kepada saya tentang.....pertengkaran dengan istrinya yang sedang hamil tua yang membuatnya nyaris merasa putus asa menjadi ayah yang baik bahkan sebelum dia resmi menjadi seorang ayah.
Atau ketika ternyata teman perempuan saya di kantor menggunakan kaus dalam laki-laki untuk pakaian dalam sehari-harinya.
Sesederhana itu. Namun tetap saja itu adalah sebuah rahasia, yang yah.....saya pribadi antara nyaman tidak nyaman untuk menampungnya dalam kapasitas memori otak saya yang tinggal sedikit.
Saya tetiba merasa memiliki suatu rahasia itu menjadi sesuatu yang wajar, dan menceritakan suatu rahasia menjadi sesuatu yang lebih wajar. Seperti saya yang sedang membagi rahasia-rahasia yang saya punya lewat tulisan-tulisan ini.
Namun dibalik ke-masa bodoh-an saya dengan rahasia-rahasia orang, saya pernah membaca satu atau dua artikel tentang mereka yang cenderung tertutup dan memiliki rahasia adalah kandidat penderita stress paling tinggi. Tapi ada yang lebih berbahaya dibandingkan orang-orang tertutup yang memang sudah terbiasa tertutup. Yaitu mereka yang selalu terlihat bahagia dan ceria namun ternyata adalah mereka yang sedang berperang dalam peperangan besar.
Saya jadi ingat ketika beberapa waktu lalu, salah seorang bos saya sempat berkata, "justru orang-orang seperti kamu lah orang-orang yang sebenarnya berbahaya. pemikirannya besar untuk masalah-masalah yang besar. Hanya saja kamu orang yang cenderung tertutup. Terlihat ceria dan selalu bersemangat, padahal ada banyak isi yang disimpan disini," katanya samabil menunjuk pelipis kepala kanannya.
Saya hanya bisa tersenyum sambil mengangkat bahu. Mungkin, bos saya memiliki bakat untuk jadi seorang cenanyang. Siapa tahu.
Salam,
Gadis Bertopeng
0 komentar:
Posting Komentar