Semua orang sih suka banget buat bilang kalau happy ending itu hanya ada di film atau cerita dongeng anak-anak. Saya pun sering mengatakan hal itu sejak saya menonton film Hugo bersama dua sahabat hebat di salah satu mall di ujung Kota Solo. Waktu itu saya percaya sepenuhnya. Mungkin karena terbawa suasana hati saat itu. Ah, sepertinya saya ingat betul saya baru saja tak selang berapa lama putus dari pacar yang lama. Sungguh labil.
Ya, walaupun saya pun tidak bisa mengelaknya hingga saat ini. Saya belum menemukan ending yang happy dari cerita cerita hidup saya sekarang. Ah, yasudah. Saya pikir ya memang film saya sih sebenarnya belum waktunya berakhir. Tergantung juga sih, cerita yang mana yang dibicarakan. Tidak ada film yang terlalu banyak alur ceritanya. Cuma sinetron Indonesia yang seperti itu. Dan saya nggak mau punya hidup seperti sinetron-sinetron Indonesia. Bisa-bisa saya punya 6 season kehidupan.
Sebut saja kalau cerita tentang pendidikan, saya anggap kisah saya berakhir cukup manis. CUKUP. bukan happy ending. cuma rate 3 dari 5 stars. Dan buat saya itu bukan hal yang membanggakan. S.I.Kom setelah 4 tahun 11 bulan, yang layak sih hanya Alhamdulillah. Bukannya teriak-teriak bahagia sambil lompat-lompat keliling kampus.
Cerita keluarga...yah, ceritanya masih berlanjut. Tentu saja dimulai dengan cerita saya dengan keluarga yang lama, dan akan berakhir dengan cerita kedua tentang saya dan keluarga saya sendiri. Kalo saya bilang, sekarang saya masih jadi figuran. Dan di klimaks nanti, saya harusnya jadi pemeran utama. Jadi Ibu yang punya anak cantik dan berkarir cemerlang bersama Suami yang sukses. Amin.
Cerita cinta, ah, tau sendiri lah. Filmya masih terlalu kasar alurnya. Masih loncat-loncat. Masih casting mungkin istilahnya ya. Hahaha....pengennya sih udah tutup castingan. Atau anggap saja saya sedang dalam proses reading sama aktor yang terpilih sekarang. Tinggal tunggu proses syuting, editing dan tayang deh di bioskop terdekat.
Cerita Zulfa and friends. Ah, ini cerita yang paling ceria yang saya bikin. Saya berhasil casting pemain dengan sangat selektif. Mereka adalah pemeran pembantu paling cocok dalam cerita yang ini. Bahkan kalau disuruh bikin awards siapa pemain terbaik, saya rasa mereka semua bisa jadi pemenang. Mereka ini benar-benar orang terhebat sepanjang masa.
Cerita karir. Ah, saya baru saja masuk di chapter pertama. Dan saya masih belum mau berhenti. Saya masih terlalu penasaran dengan suasana di kantor yang lain. Besok saya mau ngerasain ah ekrja di media. Kerja di agencies. Kerja di konsultan (ini sih mimpi banget). Terus punya usaha sendiri deh sama suami.
Saya yang nulis ceritanya kok. Saya sih ngerasa saya nggak lagi baca buku yang muka depannya gambar foto saya pakai kerudung kuning sedang duduk menatap langit biru di hamparan rumput yang hijau. Saya sedang menulis sebuah buku berkertas putih bersih. Dari muka sampai akhir. Saya lebih suka jadi author daripada pengkritik author. Jadi, tunggu buku saya terbit yah...
0 komentar:
Posting Komentar