adalah salah kalau aku pikir aku biasa saja
tidak
kali ini aku lebih dari memuja
aku teramat sangat memujanya
kacau
berantakan
ini benar2 membuat semua jadi berantakan
air mataku mengalir begitu saja
hanya karena sebuah kalimat
"kapan2 ngaji bareng yuk?!"
SUBHANALLAH
ternyata Allah masih "menyisakan" orang2 seperti dia untukku
aku terharu
aku ingin memeluknya
dan pagi ini
air mataku juga mengalir begitu saja
hanya karena sebuah rasa tidak masuk akal bernama CEMBURU
yup
aku mulai merasakannya
sebuah kecemburuan karena telah menomorduakan aku selama 30 menit
30 menit yang bodoh
aku bahkan benar2 tidak rela dia mengabaikanku walau hanya sejenak
ini benar2 sebuah malapetaka untukku
karena aku menyadari (lagi-lagi)
aku terlalu menginginkan dia
UTUH
Astaghfirullah...
aku tidak ingin menduakanMu Ya Rabb
aku harus kembali kepadaMu
secepatnya
dan aku sedang mencoba belajar darinya
bertahap
tidak secepat dan seinstan itu
aku butuh waktu
dan aku butuh dia
entah apa yang ingin Allah tunjukkan kepadaku
dari seorang Danang Agus Widoyoko
hingga semalam aku berkata kepadanya
"aku berharap, akulah wanita yang kau bacakan hafalan surat Maryam setelah akad"
Astaghfirullah...
aku tidak ingin mengusik masa depanku
aku tau itu milikMu Ya Rabb
tapi hingga saat ini
aku masih berharap
aku dan dia
Engkau berikan kesempatan untuk membaca surat Ar Rahman bersama
entah
aku suka ayat - ayat itu
"Dan nikmat TuhanMu yang mana lagi yang kamu dustakan"
too many, God
seolah shalatku saja tidak cukup untuk berterima kasih padaMu
27 Des 2009
25 Des 2009
new page of my diary
Sebuah keputusan telah aku ambil
Untuk melalui semua waktu kedepanku bersamanya
Bersama seorang danang agus widoyoko
Entah apa dia bagi orang lain
Untukku dia adalah milikku yang paling berharga saat ini
Semua pengharapanku kini tertumpu padanya
Aku tau dia bisa menjadi imamku
Saat ini
Aku sedang tidak ingin membicarakan masa depan
Yang ada bagiku dan dia
Hanya lah masa lalu dan masa sekarang
Masa depan kami hanyalah milikNya
Dan kami biarkan saja itu menjadi rahasiaNya
Dan kami tidak akan pernah mencoba mempertanyakan hal itu
Sedikitpun
Seorang laki-laki yang biasa saja
Tidak tampan
Biarkan saja
Aku toh sudah menyayanginya sejak aku belum memandang matanya
Laki-laki yang teguh pada pendiriannya
Biar saja
Butuh seseorang yang bisa menghadapai kekeras kepalaanku seperti dia
Agar aku bisa berubah jadi aku yang lebih baik
Tidak banyak yang bisa aku ceritakan tentangnya
Humoris
Manja
Lugu
Tegas
Jujur
Penyayang
Santun
Aku menyukainya begitu saja
Sempurna
Hhh….
Aku suka karena rasaku tidak berlebihan
Aku suka karena aku tidak memujanya seperti dulu aku memuja AKA atau THE FUTURE
Tidak
Bagiku dia adalah semangat
Raise me up
Membuka mataku dari keterpurukan
Bukan sebuah pelampiasan
Tapi ketulusan yang aku rasa
TANPA NAFSU!!
Seorang danang agus widoyoko
Aku suka menyebut nama itu
Terlihat spesial
There are no words can to describe how great he is (now)
Love you, my new moon
Label:
heart
11 Des 2009
dialog sepertiga malam
Kamilah penguasa waktu
Kami mengendalikannya saat langit mulai gelap
Dan titik - titik gemerlap mencoba untuk menyapa kami
Tak kami gubris
Sebuah canda telah pecah diantara kami
Mengembangkan sebuah rasa dibalik senyum
Mungkin itu cinta
Mungkin hanya sebuah rasa rindu akan kebahagiaan
Yang telah lama bersembunyi dibalik jeruji bernama sendu
Kami menamai itu sayang
Sayang yang datang ketika sebuah bulan baru telah muncul untuk kami
untukku
Dia bulan baruku
Entah apa aku baginya
Kami mencoba bersahabat dengan rindu
Bersenandung pilu dalam rangkaian asa dan cita
Berselimut dalam sebuah rasa
Yang mencoba mengalir dalam setiap titik darah dalam raga
Kami merindu
Dan akan tetap begitu
Kami berdialog di satu waktu
Bergantung pada gelombang - gelombang yang berayun lincah di udara
Menyampaikan rasa dalam dada
Bergemuruh gaduh berpacu dengan detik jam dalam kamar
Semakin dingin
Semakin menusuk
Kamar kami membisu
Sebuah rasa marah terkesiap ketika kesadaran telah mengetuk
Dan rasa itu masih tetap tersimpan rapi dalam hati
Tak terucapkan lewat tutur
Tak tersampaikan lewat gerak
Hanya terukir dalam untaian bait yang muncul lewat tuts keyboard
Sebuah sajak untuk orang yang terkasih
kamu
written by : zulfa aulia
sebuah tulisan yang kubuat
entah dengan inspirasi dari mana
hanya ingin mencoba melatih kemampuan olah kata ku lagi
setelah hampir 4 tahun aku vakum ga nulis
lebih karena untuk membalas apa yang telah diberikan seseorang untukku
saatnya aku mengembalikan apa yang dia beri
semampuku
hanya sebuah tulisan
tak sanggup mengungkapkan lewat kata
tak berdaya ungkapkan lewat gerak
again...
big thanks for new moon
monolog sepertiga malam
Ada monolog dalam keheningan yang singgah malam ini. Saat bintang
bintang berguguran tinggalkan semesta terangi ruang tanpa cahaya
temani sepiku yang diam dalam gambaran sepia pada masa berdepa-depa
di muka. Senandung arus sungai di ujung mata syairkan bimbang yang
sumbang petakan gelisah menjadi resah yang luluh lantak dan rapuhkan
jiwa. Bunga bunga rindu harumkan getaran hati yang berbicara tentang
kejujuran rasa berusaha mengalahkan logika yang ada. Logika yang
berseberangan dan terus menerus memberikan tamparan keras di wajahku
yang kerap kali basah.
Kata kata tersendat di ujung lidah. Kelu. Ragu belum juga mau
berlalu sekedar tinggalkan dua pilihan ya atau tidak tanpa perlu
lagi menoleh pada waktu lawas yang menggetas. Lugaskan asa dari
segala ketakutan ketakutanku yang menghantu. Padahal aku hanya ingin
berdamai dengan cinta yang membara di dada. Aku ingin melebur dalam
tiap tawa yang hadir hingga tidak lagi terdengar begitu miris dan
mengiris iris relung kalbu. Harum pelukmu masih tertinggal di setiap
jengkal kulitku yang selalu ku cuci dengan embun malam biar
dinginnya menghapus semua jejak jejak yang entah sengaja atau tidak
telah kau akrabkan di diriku.
Entah kenapa malam ini aku menjadi begitu cengeng. Mungkin aku telah
terjerembab dalam satra melankolia yang baru saja kubaca. Wajahmu
yang membayang di setiap barisan huruf huruf di hadapanku
menggelitik syaraf rindu pada kehangatan dadamu. Dimana kamu ? ah,
sebuah tanya yang konyol karena ku tahu jawabnya hanya akan
menimbulkan kembali sakit di jiwa. Maafkan aku. Tapi aku begitu
cemburu tiap kali ku berfikir dimana kamu. Suara suara, gambar
gambar, tangis, wajah wajah mungil saling berloncatan dalam notasi
yang begitu cepat di benakku. Ah, lagi lagi aku harus kembali
menelan rinduku dan membuangnya jauh jauh dari bilik fikirku.
Ada senyum dalam tidurku malam ini. Senyum yang akan kutorehkan
dalam bait bait puisi. Tertulis dari jemari tanganku yang gigil
dalam tangis yang membeku. Tanpa suara hanya kesetian hati yang
mencoba waras untuk mencintai secara sadar satu wajah. Wajahmu
Written by : Danang Agus Widoyoko
sebuah puisi yang tak ternilaikan oleh kata2
tak bisa terapresiasikan lewat apapun
entah bagaimana dia terlalu berhasil membuatku tinggi
aku selalu mencoba
mencoba untuk membuat semuanya jadi mudah
selalu berharap semuanya jadi lebih baik
semoga aku memang sedang bermain
dalam sebuah skenario
untuk merasakan kebahagiaanku (LAGI)
bintang berguguran tinggalkan semesta terangi ruang tanpa cahaya
temani sepiku yang diam dalam gambaran sepia pada masa berdepa-depa
di muka. Senandung arus sungai di ujung mata syairkan bimbang yang
sumbang petakan gelisah menjadi resah yang luluh lantak dan rapuhkan
jiwa. Bunga bunga rindu harumkan getaran hati yang berbicara tentang
kejujuran rasa berusaha mengalahkan logika yang ada. Logika yang
berseberangan dan terus menerus memberikan tamparan keras di wajahku
yang kerap kali basah.
Kata kata tersendat di ujung lidah. Kelu. Ragu belum juga mau
berlalu sekedar tinggalkan dua pilihan ya atau tidak tanpa perlu
lagi menoleh pada waktu lawas yang menggetas. Lugaskan asa dari
segala ketakutan ketakutanku yang menghantu. Padahal aku hanya ingin
berdamai dengan cinta yang membara di dada. Aku ingin melebur dalam
tiap tawa yang hadir hingga tidak lagi terdengar begitu miris dan
mengiris iris relung kalbu. Harum pelukmu masih tertinggal di setiap
jengkal kulitku yang selalu ku cuci dengan embun malam biar
dinginnya menghapus semua jejak jejak yang entah sengaja atau tidak
telah kau akrabkan di diriku.
Entah kenapa malam ini aku menjadi begitu cengeng. Mungkin aku telah
terjerembab dalam satra melankolia yang baru saja kubaca. Wajahmu
yang membayang di setiap barisan huruf huruf di hadapanku
menggelitik syaraf rindu pada kehangatan dadamu. Dimana kamu ? ah,
sebuah tanya yang konyol karena ku tahu jawabnya hanya akan
menimbulkan kembali sakit di jiwa. Maafkan aku. Tapi aku begitu
cemburu tiap kali ku berfikir dimana kamu. Suara suara, gambar
gambar, tangis, wajah wajah mungil saling berloncatan dalam notasi
yang begitu cepat di benakku. Ah, lagi lagi aku harus kembali
menelan rinduku dan membuangnya jauh jauh dari bilik fikirku.
Ada senyum dalam tidurku malam ini. Senyum yang akan kutorehkan
dalam bait bait puisi. Tertulis dari jemari tanganku yang gigil
dalam tangis yang membeku. Tanpa suara hanya kesetian hati yang
mencoba waras untuk mencintai secara sadar satu wajah. Wajahmu
Written by : Danang Agus Widoyoko
sebuah puisi yang tak ternilaikan oleh kata2
tak bisa terapresiasikan lewat apapun
entah bagaimana dia terlalu berhasil membuatku tinggi
aku selalu mencoba
mencoba untuk membuat semuanya jadi mudah
selalu berharap semuanya jadi lebih baik
semoga aku memang sedang bermain
dalam sebuah skenario
untuk merasakan kebahagiaanku (LAGI)
Label:
sajak
Langganan:
Postingan (Atom)