Home

27 Apr 2012

ternyata calon gue nggak sedangkal itu

menemukan waktu-waktu sendiri kadang ngebuat kita menemukan banyak hal yang baru. not about others, maybe about our self. seperti temuan menakjubkan gue beberapa waktu lalu. setelah pada beberapa malam sebelumnya temen gue SMA sempet curhat sama gue tentang dia dan pacarnya yang hampir tidak berprospek untuk dijadikan seorang suami hanya karena orang tua temen gue nggak setuju temen gue menikah dengan orang yang tidak sarjana karena temen gue pun kuliah sampe S2. iiiissh....sempet gue terpikir, betapa tidak adilnya mereka. banyak loh sebenernya orang-orang yang tidak bergelar Sarjana blablabla di belakangnya akhirnya bisa menjadi orang yang sukses. temen gue labil, gue cuma bisa kasi advice alakadarnya karena menurut gue apapun masalah lo sama si calon pendamping ketika urusannya orang tua sudah tidak merestui, solusinya hanya satu : akhiri.

lalu beberapa kemudian, gue menemukan keadaan itu dikembalikan ke gue. okelah, anggap yang selama ini mengira gue emang lagi open recruitment buat cari pacar dan lain sebagainya itu, menghasilkan banyak peserta baru yang mencoba untuk menjajal peruntungannya (yang jelas-jelas gue teriakkan kesialan kalo mereka nyoba ngedeketin gue) buat menarik simpati ato syukur-syukur perasaan gue yang lebih dalem. tersebut kandidat-kandidat yang ada di sekitar gue ada satu atau beberapa temen gue yang mengenalnya. dan sampai akhirnya mereka menyebutkan kalau ada salah satu kandidat yang sedikit pernah bermasalah saat dia kuliah (oke, demi menjaga perasaan gue nggak akan sebutin masalahnya apa, siapa tau dia adalah pembaca setia blog gue #asek). gue terdiam. kaget mendengar fakta-fakta baru dari temen gue. dan disini gue menyadari, gue ternyata memasukkan standar pendidikan ke dalam salah satu kriteria calon pacar yang akan menjadi bapak anak-anak gue.



gue menyadari, ternyata gue cuma suka sama orang pinter. mengamati pria-pria yang masih tertinggal menjadi temen-temen deket di sekitar gue. mengamati ulang mantan-mantan gue yang mereka setidaknya memiliki satu bidang keahlian yang itu membuat gue terkesan sama mereka. mengamati bahwa pria-pria yang biasa saja yang gue kenal, tidak berwawasan atau tidak memiliki suatu keahlian akan mudah gue lupakan begitu saja. ya!! that's me. bahkan idola-idola gue pun bukan idola yang bikin orang terkesan karena berponi miring bisa menyanyi sambil menari dalam satu grup vokal penari (hahaha....istilah gue), tapi orang-orang yang punya sesuatu.

ya, ternyata gue bukan cuma teriak-teriak pengen punya seseorang yang berfortuner atau bisa ngajak gue naek gondola di Vanezia kok. ternyata secara tidak langsung, otak gue juga jalan untuk mencari seseorang yang punya bibit, bebet dan bobot (padahal gue nggak tau apa arti istilah itu). dan awsome-nya temen-temen gue yang mencoba memperkenalkan gue dengan orang pun nggak ngenalin gue dengan sembarang orang, tapi orang-orang yang menurut mereka emang kompeten buat dikenalin ke gue karena mereka (ternyata) mengerti kalo gue pasang standar yang tinggi untuk itu (sementara gue sendiri tidak menyadarinya).

oh oke, saya ingin pria yang pintar. setidaknya pria berwawasan. kalaupun nanti gue akhirnya ngelanjutin S2 dan gue masih dalam proses pencarian suami, gue mau walau suami gue bukan tamatan S2 setidaknya dia sudah menjadi orang yang bisa dengan bangga gue kenalin ke orang tua gue. oke, lama-lama gue semakin yakin ini gue bakal menjadi single untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. selamat berpetualang, Jup.

0 komentar:

Posting Komentar