Home

16 Des 2012

Me and those girl stuffs

Satu atau dua kali Mama atau kawan-kawanku sering mengeluhkan karena aku suka sekali memakai berbagai barang yang sama dalam waktu yang berdekatan. Terasa itu-itu saja. Terasa tidak kreatif. Terasa seperti aku tidak memiliki perhiasan lain untuk dikenakan.

Kalau kalian sempat dan ada waktu, berkunjunglah kerumahku. Akan aku perlihatkan pada kalian betapa penuhnya isi lemariku. Betapa banyaknya girl stuffs dan make up di nakas sebelah cermin yang menutup muka lemari baju gantungku. Akan kalian lihat betapa banyak tas yang tergeletak di lemari gantung bagian bawahku. Dan berpuluh-puluh kerudung aneka warna yang tergantung di hanger-ku.

Mengenakan pakaian atau berbagai perhiasan lainnya itu untukku seperti memilih lelaki mana yang akan kamu cintai. Harus cari mana yang paling nyaman dan bisa membuatmu merasa bahagia. Memilih sepatu pun begitu. Percuma cantik dan berwarna warni kalau kakimu lecet saat mengenakannya. Percuma berkerudung aneka model kalau kau harus sering-sering bercermin untuk membenahi sisi-sisi yang mulai tidak rapi.

Itu pula kenapa aku enggan sekali disuruh untuk membeli barang-barang baru lainnya. Kalian akan kesal betapa sulitnya aku menjatuhkan pilihan pada satu barang hingga akhirnya aku membelinya. Ah, ini berlaku untuk semua barang kecuali kerudung. Kalian akan lelah mengantarkan aku berkeliling semua pusat perbelanjaan di kota hanya untuk menemani aku memilih sepatu, baju atau sepasang soft lens. Tak jarang akhirnya aku memutuskan untuk tidak membeli apa-apa pada akhirnya.

Tidak mengganti barang yang aku pakai bukan berarti aku tak mampu membeli barang baru. Tidak mengganti barang bukan berarti aku tak memiliki barang lain untuk dikenakan. Tapi karena kenyamanan itu sulit didapatkan. Karena kecintaan itu sulit dihilangkan. Dan karena kesetiaan itu tak mudah digantikan.

2 komentar: