Home

17 Jun 2011

saya terpengaruh pertanyaan teman saya

sedikit ingin bercerita tentang seorang teman saya. bisa dibilang saya memang tidak terlalu dekat dengan dia. dia adalah sahabat lama sahabat saya (dulu). dulu saya mengenal dia sebagai seorang pria yang sosialist, stylish dan smart. eh, sungguh. dia pria yang menarik, untuk dilihat. gayanya santai banget walau hanya mengenakan pake kaos putih polos saat kekampus.

dulu saya iri karena dia adalah laki2 yang berwawasan luas dan punya pacar yang setia. saya lupa, udah brapa taun gitu (waktu itu). dia juga bukan tipe pria yang suka bergerombol seperti teman2 pria di kampus saya pada umumnya. menarik. dan misterius. tapi saya mau bilang, dia bukan tipe saya. sekali saya bilang, dia (hanya) menarik untuk dilihat.

tapi itu dulu. sekarang, semua yang ada pada dia telah berubah. semua terjadi ketika dia mempunyai pacar baru, kawan sekelas dia, yang notabene masih sejurusan dan seangkatan dengan saya juga. well....awalnya saya sangat terkejut mendengar mereka jadian. bukan karena apa2, tapi mereka adalah 2 kepribadian yang berbeda kepercayaan. dan kalau posisinya kami adalah siswa kelas 2 smp, saya mungkin bisa tidak peduli. tapi kami sudah menginjakkan bangku perkuliahan di semester 6, saat itu. oke. saya tetap coba untuk acuh.

makin lama makin dirasa makin didenger makin diliat, terganggu juga saya melihatnya. kemana2 berdua. saya merasa dia seperti belalang dicocok idungnya (abisnya dia kurus) sama kebo (abisnya ceweknya gemuk). teman saya ini jadi tidak bisa fokus dengan kegiatan akademisnya. kata temen2 karena ceweknya yang rewel pengen ditemenin. sampai pada puncaknya di semester ini dia dikeluarkan dari satu kelompok A dan mendapat nilai E pada kelompok yang lainnya.

oke. dan sekarang kami terlibat dalam satu project. mau tidak mau saya harus bekerja dengan dia sebagai partner. ini bukan pertama kali sebenarnya. hanya saja ini jadi kali pertama saya bekerja dengan dia yang sudah berubah itu. oke. saya merasa tidak nyaman. sungguh. dia sering menghilang saat dibutuhkan. dan karena saya tidak suka dengan orang seperti itu, jadi saya acuhkan saja.

lama2 ada yang mengusik pikiran saya. saya perhatikan dia tidak pernah shalat. bahkan ketika saya mengajak dia shalat, dia hanya duduk di samping masjid sambil berkutat dengan BBnya. dia berdoa. sungguh, bahkan dia terlihat sangat khusyuk setiap kami mengawali kegiatan. sudahlah, toh kawan2 saya yang lain juga banyak yang tidak shalat (dan tidak pernah berdoa apalagi). tapi hari ini saya super tercengang, bahkan dia tidak shalat jum'at ketika teman saya mengajaknya. dia duduk dengan saya dan teman saya di mobil. menunggu, dengan BBnya lagi.

oke. saya mulai terusik dengan pertanyaan teman saya beberapa hari lalu. "si X pindah agama atau gimana sih kok ngga pernah shalat? padahal kalo doa khusyuk gitu. dia doa ke siapa itu?" Oke. saya mulai terpengaruh dengan pikiran teman saya. ingin sekali bertanya. tapi, apa urusan saya? tentu saja menjadi urusan saya ketika dia mendustakan agama saya. tapi, siapa saya? entahlah. saya juga tidak tau siapa saya....

0 komentar:

Posting Komentar