Home

10 Jul 2011

vonis yang buruk, dok!

seperti mendapat vonis terburuk dari dokter. ini lebih buruk daripada ketika aku disuruh untuk melakukan terapi makan 3 jam sekali dari dokter yang kemarin. mengerikan. rasanya seperti aku tidak tau harus melangkah dengan tangan atau dengan kaki. atau seperti harus duduk di meja atau di kursi.

yang jelas aku sudah tidak bersemangat lagi ketika dokter itu membacakan hasil foto rontgen dari paru2 saya. aku memang tidak paham dengan bahasa2 kedokteran. yang aku tau hasil dari foto rontgen itu buruk. itu saja. dan seperti divonis mati rasanya. berlebihan. tapi cukuplah membuat kepala pening dengan teramat sangat.

ada banyak hal yang aku pikirkan sembari mendengarkan si dokter mengoceh menjelaskan hasil rontgen. skripsi. bagaimana nasib skripsi? paskibraka. aku berjanji akan menjadi pelatih paskibrakan kota lagi taun ini. bagaimana jika ternyata aku tidak diijinkan oleh mama papa?

aku butuh sesuatu. butuh pengalih perhatian. butuh seseorang. seseorang yang bisa menguatkan aku. butuh apa? aku bahkan tidak tau apa yang sedang aku butuhkan. aku butuh kesembuhan. itu saja.

0 komentar:

Posting Komentar