Home

30 Jan 2012

melepas kamu

waktu seperti ini akhirnya datang juga. sudah saatnya aku untuk melepas kamu. seseorang yang telah berhasil membuat aku bangkit dari keterpurukan tahun silam. seseorang yang masih aku pertanyakan hingga kini  kepada Allah mengapa kita dipertemukan. seseorang yang sempat membuat aku mengerti bahwa sebuah hubungan membutuhkan sangat banyak pengorbanan.



Allah memang telah begitu banyak menuntun aku selama ini. mencoba untuk selalu sabar dan menahan diri untuk tidak melepaskan semua amarah kepada kamu. mencoba untuk memahami bahwa semua perlindungan yang kamu lakukan ke aku karena kamu memang benar sayang padaku. bahwa kengeyelanmu untukku menjaga diri dari teman-teman lelakiku semata-mata untuk kebaikanku. bahwa semua teguranmu karena aku mengeluh adalah usaha supaya aku bisa lebih mandiri. agar memahami kamu yang sibuk dan susah berkomunikasi agar aku menyiapkan diri ketika aku sibuk bekerja kelak. Allah selalu mendampingi aku disaat sulit seperti itu.

dan kini Allah menjawab pertanyaanku. tentang apa yang membuat kamu begitu berubah beberapa minggu belakangan. tentang alasan kuat apa yang membuatku memang layak untuk meninggalkan kamu sementara aku begitu menyayangi kamu. tentang bagaimana aku memang harus meninggalkan kamu dan terus merasa sakit karena aku terus diminta untuk memahami kamu dan kamu. tentang bagaimana aku harus tau bahwa mungkin aku memang bukan prioritas untuk kamu.

aku tidak tau apakah bisa menyebut ini sebuah pengkhianatan. aku tidak tau apakah ini semua benar-benar hanya kamu yang selalu mudah tergoda dengan semua yang lebih baik dan lebih menguntungkan untuk kamu. aku tidak tau apakah mungkin aku yang sebenarnya kurang bisa memahami kamu sebagaimana seorang putri yang kamu inginkan. apapun itu, aku bersyukur aku telah mengetahuinya sekarang.

Lihatlah betapa Allah begitu hebat menopang langkahku. membuat aku tidak menangis bermalam-malam seperti sebelumnya. membuat aku tidak mengabaikan kesehatan dan tugas akhirku. membuat aku tidak lagi membenci Dia yang selalu memberi aku ujian yang begitu berlimpah. membuat aku untuk tetap bisa menahan semua amarahku kepada kamu dan mengubahnya menjadi doa-doa, syukur dan permintaan maaf yang tiada henti kepadaNya.

aku hanya tau, bahwa berbeda itu tetap saja berbeda. aku hanya tau, bahwa aku harus terus berusaha walau Dia selalu mudah berkata kun fayakun.aku hanya tau, aku tidak lagi bisa memasukkan kamu dalam doa-doa di atas sajadahku lagi. aku hanya tau, bahwa aku harus mengabaikan semua cerita-cerita bahagia dan susah yang telah menjadi kenangan kita. aku hanya tau, aku harus mengikhlaskan kamu. aku hanya tau itu.

aku tidak tau apakah aku membenci kamu. aku tidak tau apakah akan mudah bagiku untuk membuat hatiku tidak terluka terlalu lama. aku tidak tau apakah aku selayaknya memaafkan kamu dan memasukkan kamu kembali dalam doa panjang agar selalu diberi lindungan olehNya. aku tidak tau. dan tidak ingin tau.

terima kasih untuk pernah mengangkat aku di keterpurukan terburukku tahun lalu. terima kasih untuk telah membuat aku tersenyum walau terselip beberapa air mata diantaranya. terima kasih untuk memperkenalkan aku dengan pengalaman yang luar biasa. terima kasih telah membuat aku memahami bahwa menahan amarah itu selalu perlu agar tidak menyesal di kemudian. terima kasih untuk pernah menjadi imamku dan mengajari aku doa-doa yang baru. terima kasih untuk semua kata terima kasih yang tak sanggup aku sebutkan satu per satu.

selamat tinggal, milikku yang berharga.


------------------------------------------------------------
ini bukan posting baru. hanya sebuah tulisan lama yang ditunda untuk dipublish. dan kali ini, aku tidak menyebutnya sebuah surat cinta.

0 komentar:

Posting Komentar