Home

18 Nov 2010

warm, breath and light (chapter 4)

kulihat mata yang sayu itu
dia selalu saja memesona
diam berpandangan tak siap saling kehilangan
tak siap melepas kepergian
air mata mulai luruh
entah kapan lagi aku bisa melihat wajah sempurna itu
direngkuhnya tubuhku kedalam pelukannya
erat
aroma yang hangat dan selalu menyenangkan
kupejamkan mataku untuk lebih menikmatinya

"hanya sebentar saja. kamu pasti bisa" ujarnya lembut
aku menghela nafas masih dalam pelukannya
ketenggelamkan wajahku lebih dalam
lebih dekat dengan jantungnya yang berdetak
aku ingin mengambil jantung itu jika aku bisa
agar dia tetap berada di sini
agar dia tidak pergi meninggalkanku
"masih besok pagi, malam ini aku masih disini sayang..."
aku menarik selimut lebih rendah agar tidak menghalangi pelukanku
disentuhnya daguku yang tenggelam di bahunya dan diarahkan ke wajahnya
agar dia bisa melihat lebih jelas mungkin
bukan....
ternyata agar dia bisa lebih mudah melumat bibirku
dan leherku
nafasnya yang menggelitik leherku membuatku pening
kurapatkan tubuhku lebih dekat
sampai sulit aku bernafas
sampai semua lekuk tubuh kami menjadi satu
kulilitkan kakiku kesekeliling pinggangnya hingga aku yakin dia tidak akan bisa pergi
aku merasakan sesuatu yang mengeras
aku tak peduli
kubiarkan dia menciumi tulang selangkaku
nafasnya semakin pendek semakin tak beraturan
aku hanya bisa meremas punggungnya dengan jari - jariku yang kecil
dia membuat semuanya semakin sulit
aku yakin ini tidak hanya untukku
tapi untuknya juga
mengakhiri pertemuan dengan hal seperti ini bukan hal yang tepat
otakku berpikir terputus2 terkonsentrasi pada kesedihanku
dan bibir lembutnya yang terus menciumi setiap lekuk leherku
nafasku mulai tak terkontrol
leherku mulai basah oleh air liurnya
aku menurunkan leherku dan menatap matanya
lagi
mata sayu itu masih menenangkan
hanya terlihat sedikit lebih nakal
mungkin dia tidka suka keasikannya dihentikan secara sepihak
"ini tidak adil" bisikku kemudian
"apa?" tanyanya tergesa karena nafasnya yang masih terengah
"aku tidak mau seperti ini" jawabku datar
bisikanku tanpa makna
antara kesedihan dan kemarahan

"baiklah..." ujarnya pasrah
aku tersenyum
dan kuluat habis lehernya seperti yang dilakukannya padaku
ada yang kurasa semakin mengeras
aku tak peduli
aku suka menggodanya berlama-lama
kueratkan lilitan kakiku di pinggangnya
tangannya yang besar mulai menyisir lembut punggungku
lembut kemudian menjadi genggaman - genggaman menggelikan
membuatku ingat rasanya dipijat oleh kakekku sewaktu aku kecil
dan kutarik selimut lebih tinggi agar menutupi tubuh kami berdua
kulepaskan bibirku sejenak
"kamu harus janji untuk kembali secepatnya. atau akan aku buat kau menyesal seumur hidup" ancamku dengan terengah karena dia mulai menyentuh lembut dadaku
"You are half of me my little angle... I promise I'll be back as soon as possible"
dia tersenyum tanpa kepura-puraan
"love you..." dia mengecup bibirku lembut
kutarik selimut lebih tinggi karena tiba2 aku merasa kedinginan

0 komentar:

Posting Komentar