Home

17 Nov 2010

warm, breath and light (chapter 3)

"selamat pagi sayang..."
sebuah suara serak namun sangat akrab di telinga itu menyapaku
dengan sedikit kecupan hangat di keningku
aku membuka mataku yang berat
ku lihat ruangan sekitarku
hanya sedikit cahaya masuk dari balik korden berwarna hijau muda
sepertinya diluar sudah sangat terik
ku tarik selimutku menutupi tubuhku yang tanpa busana
aku tidak bisa bernafas lagi
kali ini karena dinginnya pendingin ruangan sialan
dan kurapatkan tubuhku ke kulit tubuhnya yang hangat
hangat

aku mulai terbiasa tidur bersamanya seperti ini
seperti pelacur saja
aku mendekap tubuh hangat itu lebih erat
"kenapa sayang?" tanyanya lembut sambil mendongakkan wajahku dengan jarinya
aku menghela nafas
"dingin" jawabku tak berekspresi
dia mengeratkan pelukannya
menghangatkan setiap lekuk tubuhku dengan belaiannya seperti aku seorang bayi
aku mencoba menikmatinya saja
aku suka dada bidangnya yang tak berotot ade rai tapi nyaman untuk kujadikan tempat bersandar
aku mengangkat badanku dan tengkurap diatas badannya
"berat?" tanyaku
"no. kamu kenapa??" tanyanya menyelidik
dibelainya rambutku dengan lembut
nyaman....terlalu nyaman
aku dapat mendengar detak jantungnya lebih jelas dalam posisi seperti ini
nafas ku berat karena terhimpit badanku sendiri
"aku bermimpi" jawabku setelah beberapa menit aku asik menikmati irama degup jantungnya
"apa?"
"kamu melakukan itu. dengan wanita lain." lanjutku datar
dia diam
dia mengeratkan pelukannya
dapat kurasakan nafas kami seirama sekarang
dapat kurasakan setiap lekuk tubuh kami yang saling menghangatkan
tanpa satu celah pun udara dari pendingin ruangan brengsek itu dapat masuk kedalamnya
dia meletakkan dagunya diatas kepalaku
kakinya yang satu setengah kali ukuran kakiku disilangkan diantara kedua kakiku
dia mengusap punggungku dengan jari nya seperti seorang sedang mencoba menggoda
sekalipun itu memang tidak dimaksudkan seperti itu
dia memang sering melakukan hal2 kecil yang tidak pernah disadarinya
tapi aku menghapalnya
dan aku menyukainya

"kamu berfikir aku seperti itu?" tanyanya tenang
aku menggeleng
"lalu?apa yang kamu kuatirkan?" lanjutnya lebih tenang
aku menengadahkan wajahku agar bisa melihat wajahnya
tenang dan dia memberikan sebuah senyuman tulus tipis
ku kecup lembut bahunya yang tak tertutup rambutku yang terurai berantakan
ku angkat tubuhku sedikit ke atas agar bisa bertatap wajah dengannya
dibenahkannya selimut yang sedikit terbuka dari punggungku
"kenapa kamu tertarik denganku?" tanyaku lugu sambil memainkan garis wajahnya dengan jari telunjukku
dia diam lalu senyumnya merekah semakin lebar
"aku tak harus menjawab" lanjutnya sambil melumat bibirku lembut dengan benda hangat itu lagi
lagi dan lagi
di rabanya punggungku dengan lembut
menarikku semakin erat ke tubuhnya sekalipun kami tau ada yang menjadi penahan diantara kami untuk tidak seerat itu
dia tak peduli dia melakukannya dengan sarat godaan
lagi2 aku tak bisa mengelak
kupejamkan mataku dan kunikmati saja permainan kami lagi

0 komentar:

Posting Komentar