Home

15 Nov 2010

warm, breath and light (chapter1)

gelap
tentu saja karena saat itu aku sedang berada di ruangan bioskop
menampilkan film perang di negeri timur tengah
dimainkan oleh pria setengah baya favoritku
nicholas cage
tidak kuperhatikan jalan ceritanya
pikiranku sudah mulai tidak fokus
dengan jemarinya yang lembut membelai pipiku
sepertinya telah berjalan setengah film
saat aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh bibirku
jantungku berdegup kencang
aku kesulitan bernafas
bagaimana aku bisa bernafas sedangkan benda hangat itu menutup bibirku dengan lembutnya
aku menarik diri dengan segera
untuk bernafas....bukan karena ketakutan

kilatan2 cahaya yang terputar dari rol film tidak mengalihkan perhatian
mataku tidak dapat lepas dari mata itu
kutarik nafas lagi
lebih banyak
anggap saja sebagai stok di dalam rongga dadaku kalau2....
ya!
kalau2 benda hangat itu kembali menutup erat bibirku seperti sekarang
tidak....aku tetap tidak bisa mengeluarkan sisa udara dalam paru2ku dengan teratur
semua terkunci didalam
ada katup yang menutup di paru-paru
dan katup lain di jantung yang terbuka lebih lebar
darahku mengalir dengan deras ke otakku
wajahku memanas
tangan dan kakiku sedingin es
wajahku semakin panas
bagaimana mungkin aku merasa begitu bersemangat??
ini adalah ciuman pertamaku
ciuman? itukah namanya??
apapun lah
aku sangat bersemangat untuk itu
seperti aku telah sering melakukan ini sebelumnya
bibirku begitu luwes mengikuti alur benda hangat yang semakin basah itu
seolah aku telah sering berlatih sebelumnya saja
jemarinya yang sedingin tanganku menyentuh leherku
bulu romaku berdiri
tangannya lebih dingin daripada pendingin ruangan di gedung bioskop tua ini
nafasku mulai teratur
aku menarik diri dari benda hangat itu
ku lihat mata hitam bulat sempurna itu lagi
sebuah senyum nakal dan penuh cinta tersungging dari bibirnya yang memerah
bibir yang biasanya pucat itu kini sedikit memerah seperti pipiku
kepalaku pening
terlalu banyak darah yang mengalir ke kepalaku
kutarik nafas lebih dalam untuk menormalkan degup jantungku
kupejamkan mata
dan kugenggam tangan dingin yang mulai menghangat itu lebih erat

0 komentar:

Posting Komentar