"pacarku wae mboso kok nek ngomong karo aku..."
-pacarku aja kalo ngomong sama aku pake bahasa krama (satu tingkat pada bahasa Jawa yang biasanya digunakan kepada orang yang lebih tua atau dihormati)
eh....sedikit shock waktu denger temen ngomong begitu. penggunaan bahasa Krama biasanya digunakan dari anak pada orang tua, atau dari istri kepada suaminya. sungguh. belum pernah nemuin ada orang pacaran yang melakukan hal demikian. amaze!!
well....baru beberapa hari yang lalu ngobrol sama temen, jujur aja baru di Solo ini aku nemu ada orang pacaran ngobrolnya pake bahasa Jawa Ngoko (satu tingkat bahasa untuk berbicara dengan orang sepantaran. kalau digunakan dengan orang tua biasanya untuk mengakrabkan). heu heu......sebelumnya selama aku idup di Semarang, orang pacaran yang ngobrolnya pake bahasa Indonesia walau jatohnya jadi medok dan aneh didengar sekalipun. tapi beneran, belom pernah denger orang pacaran ngobrol pake bahasa Jawa. gimana ya, bukannya mau mewajibkan ada kesenjangan antara pacar yang pria dengan wanitanya. tapi yakin deh, pacar itu tetep aja bukan temen. harus ada yang dilebihkan dari dia. manggil pacar kamu dengan mas mungkin (walo umur sepantaran) atau yang paling mudah ya berbicaralah bahasa Indonesia.
kasus seperti ini mungkin terjadi juga di Sunda dan Jakarta. he....sempet saat edisi lebaran kemarin waktu aku mau ziarah ke makam sepupu dan ngelewatin beberapa rumah penduduk, aku melihat ada 2 pasang muda mudi duduk di serambi rumahnya (jelas sekali mereka pacaran, bukan kakak adek) dan mereka bercanda dengan bahasa Sunda. ah demi apa, beneran pengen ngakak dengernya... denger orang ngomong Sunda aja sama temen2nya aja buat aku fenomena yang kocak, apalagi pacaran pake Bahasa Sunda.
atau bagi orang Jakarta yang uda keseringan ngomong pake lo-gue waktu PDKT sama cewek, dan ketika akhirnya jadi pacarnya, mereka mati2an untuk mengubah ini menjadi aku-kamu. ahahaha....dan aku merasakan betapa susahnya ini. bukan, bukan sama pacar saya. tapi memang aku berniat untuk mengubah habbit ngomong lo-gue sama temen2. well....lidah sepertinya ada yang mengikat. gimana enggak, kebiasaan uda ada dari SMA. bukan maksud jadi orang Semarang yang sok Jakarta. tapi emang dasarnya bertemen sama yang begitu2 dan ketidakmampuan mengolah kata dalam Bahasa Jawa dengan baik yang membuat saya seperti ini. harap maklum.
eh, tapi aku masih bisa loh ngomong bahasa Jawa. bisa. sama orang dirumah pun aku ngomong pake bahasa Jawa (kecuali pada keadaan serius dan sama Papa). cuma jangan tanya ketika aku berbicara dengan orang luar yang baru dikenal atau lebih tua. tidak akan keluar sedikitpun satu kata dalam bahasa Jawa sekalipun lawan bicara menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil (ini tingkatan bahasa Jawa yang paling sopan, paling ribet dengan banyak penggunaan akhiran -ipun)
oke. saya mencoba kok. terus mencoba untuk menggalakkan penggunaan bahasa Krama kepada orang2 di jalan yang saya temui. penjual makanan, tukang pom bensin, tukang parkir, siapapun. dari kata "maturnuwun" dan "monggo", semoga akan bisa segera berkembang sesuai bertambahnya juga usia. ah...kalau begini rasanya jadi ingin menyalahkan mama papa yang nggak pernah ngomong pake bahasa jawa yang susahnya tingkat dewa itu. well....saya akan belajar walau berencana untuk meninggalkan Jawa selepas lulus nanti. Makassar, tunggu aku.
0 komentar:
Posting Komentar