Home

23 Mei 2011

get a whole new life

sepertinya ingin menangis. ketika mendapati satu icon bergambar amplop di twitter menyala. mendapat sebuah DM dari yah...katakanlah mantan calon adik ipar saya. mengirim saya sebuah pesan singkat yang mengatakan bahwa dia rindu kepada saya.

seperti ada satu rasa yang mengharu biru. saya dan dia, bahkan kami belum pernah bertemu. dulu dan sekarang, kami hanya berkomunikasi lewat twitter. dulu, kami sering bercerita tentang yah...katakanlah mantan calon keluarga saya. kami dulu bisa tertawa dan saling membanggakan pasangan kami. saya membanggakan laki2 itu, dia menceritakan adik laki2 itu.

get a whole new life

itu pesannya kepada saya. saya tersenyum. dan sungguh ingin menangis jika teringat laki2 itu. ada sedikit kekecewaan dan luka yang masih tidak dapat hilang. saya memaafkan dia. dan mereka. tapi tidak akan pernah sanggup untuk mengenangnya lagi. saya telah menghapus mereka semua, dari cerita hidup saya. karena saya juga yakin mereka telah melakukan hal yang sama kepada saya.

ada beberapa yang harus diikhlaskan. seperti mereka yang dulu saya anggap sebagai jawaban atas apa yang saya inginkan selama ini. tapi rupanya itu bukan akhir. mereka adalah ujian kedua yang diberikan dari Tuhan kepada saya. bahwa kesalahan karena saya telah menganggap mereka adalah takdir saya. saya mendahului Tuhan. maafkan saya Tuhan.

saya tidak pernah menyesali apa yang telah menjadi keputusan saya. untuk meninggalkan mereka dan kehidupannya. meskipun kami telah berada pada 7/8 jalan. tidak seperti sebelumnya yang baru 3/4 jalan. saya dan mereka telah memiliki ikatan yang lebih kuat. tapi sungguh, sekuat apapun itu, Tuhan jika telah berkehendak semuanya bisa saja diambilNya dalam sekejap. dan saya harus menerima itu dengan lapang.

terima kasih kepada kalian yang telah menunjukkan pelajaran berharga untuk saya. sungguh itu adalah pelajaran tak ternilai. mahal. dan menyakitkan. bahwa kekayaan bukanlah satu ukuran pasti dari kebahagiaan dunia. bahwa gelar di dunia belum tentu berbanding lurus dengan akhlak yang dimiliki penyandang gelar itu sendiri. bahwa terlalu tamak pada kehormatan juga bukanlah apa yang saya cari. bahwa saya menyadari, Tuhan telah memilihkan jodoh yang sesuai dan bisa diterima apa adanya, bukan seseorang yang diharuskan menjadi orang lain agar bisa diterima.

terima kasih tidak terkira kepada Tuhan Semesta Alam, yang Maha Pemberi Maaf dan Penyayang umatNya. terima kasih telah menunjukkan semuanya kepada saya. terima kasih telah memberi saya kekuatan untuk melalui semua itu. dengan segala keterbatasan dan ketidakmampuan yang saya punya. tidak adalah pemberi dukungan sehebat Engkau.

0 komentar:

Posting Komentar